Contoh PTK SD Oleh Sutikno
L A P O R A N
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
CARA MENGGUNAKAN METODE
DISKUSI, PEMBERIAN TUGAS DAN KERJA KELOMPOK
DALAM KEGIATAN PELAKSAANAAN PEMBELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
DISUSUN OLEH :
NAMA : SUTIKNO
NIM : 822593813
UPBJJ : MALANG
POKJAR : GEDANGAN
PROGRAM STUDI : PGSD S-1
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : SUTIKNO
NIM : 822593813
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SD NEGERI GEDANGAN 08
Jumlah Pembelajaran : 2
Tempat / Tgl Pelaksanaan : SD NEGERI GEDANGAN 08
• Tanggal 13 November 2015
Siklus pertama
• Tanggal 14 November 2015
Siklus kedua
Masalah yang merupakan fokus perbaikan :
“Bagaimana membuat siswa dapat memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup”
Gedangan, November 2015
Mengetahui :
UPBJJ UT POKJAR Gedangan,
DRA. J. RATULANGI
NIP. 19570708 198103 2 013
Menyetujui
Supervisor,
VERRY WANTA, S.Pd. M.Pd
NIP. 19680219 199512 1 002
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. iii
BAB I. Pendahuluan …………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………… 2
C. Tujuan Perbaikan …………………………………………………………. 2
D. Manfaat Perbaikan ………………………………………………………... 3
BAB II. Kajian Pustaka ……………………………………………………… 4
A. Pengertian Pembelajaran Tematik ………………………………………. 4
B. Arti Penting Pembelajaran Tematik ……………………………………… 5
C. Pengertian Pembelajaran Terpadu ……..………………………………... 5
D. Pengertian Media ………………………………………………………… 9
E. Fasilitas …………………………………………………………………… 10
BAB III. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………….. 11
A. Subyek Penelitian ………………………………………………………… 11
B. Deskripsi Per Siklus ………………………………………………………. 11
BAB IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian …………………………………. 16
A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .…………………………………… 16
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Perbaikan) ……………………... 18
C. Hasil Penelitian Per Siklus ………………………………………………. 23
BAB V. Kesimpulan dan Saran ……………………………………………… 25
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 25
B. Saran ……………………………………………………………………… 25
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 26
Lampiran-lampiran …………………………………………………………... 27
Supervisor,
VERRY WANTA, S.Pd. M.Pd
NIP. 19680219 199512 1 002
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. iii
BAB I. Pendahuluan …………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………… 2
C. Tujuan Perbaikan …………………………………………………………. 2
D. Manfaat Perbaikan ………………………………………………………... 3
BAB II. Kajian Pustaka ……………………………………………………… 4
A. Pengertian Pembelajaran Tematik ………………………………………. 4
B. Arti Penting Pembelajaran Tematik ……………………………………… 5
C. Pengertian Pembelajaran Terpadu ……..………………………………... 5
D. Pengertian Media ………………………………………………………… 9
E. Fasilitas …………………………………………………………………… 10
BAB III. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………….. 11
A. Subyek Penelitian ………………………………………………………… 11
B. Deskripsi Per Siklus ………………………………………………………. 11
BAB IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian …………………………………. 16
A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .…………………………………… 16
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Perbaikan) ……………………... 18
C. Hasil Penelitian Per Siklus ………………………………………………. 23
BAB V. Kesimpulan dan Saran ……………………………………………… 25
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 25
B. Saran ……………………………………………………………………… 25
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 26
Lampiran-lampiran …………………………………………………………... 27
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang selalu
melimpahkan karuniaNya, sehigga saya dapat menulis laporan perbaikan
pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Saya menulis laporan PTK
ini untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional
(PGSD 4501) pada Program S1 PGSD.
Berkaitan dengan laporan PTK ini, sebagai guru harus menyadari akan salah satu kemampuan yang harus dikuasai yakni dapat mengembangkan diri secara profesional. Guru tidak hanya dituntut menguasai materi pembelajaran atau dapat menyajikan secara tepat. Tetapi juga dituntut untuk mampu menilai atau melihat kinerjanya sendiri, guna tercapainya suatu guru yang berkualitas dan bertanggung jawab dalam tugas dan profesi. Kemampuan ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan di lingkungannya sendiri.
Saya menyadari bahwa laporan PTK ini masih memiliki banyak kekurangan, dan banyak kelemahan sebagaimana manusia yang banyak keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan isi laporan PTK ini, saya sambut dengan senang hati dan penuh ucapan terima kasih.
Gedangan, November 2015
Penyusun,
SUTIKNO
NIM. 82259381
Berkaitan dengan laporan PTK ini, sebagai guru harus menyadari akan salah satu kemampuan yang harus dikuasai yakni dapat mengembangkan diri secara profesional. Guru tidak hanya dituntut menguasai materi pembelajaran atau dapat menyajikan secara tepat. Tetapi juga dituntut untuk mampu menilai atau melihat kinerjanya sendiri, guna tercapainya suatu guru yang berkualitas dan bertanggung jawab dalam tugas dan profesi. Kemampuan ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan di lingkungannya sendiri.
Saya menyadari bahwa laporan PTK ini masih memiliki banyak kekurangan, dan banyak kelemahan sebagaimana manusia yang banyak keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan isi laporan PTK ini, saya sambut dengan senang hati dan penuh ucapan terima kasih.
Gedangan, November 2015
Penyusun,
SUTIKNO
NIM. 82259381
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arus golobalisasi memberi peluang yang besar kepada setiap individu termasuk di dalamnya siswa Sekolah Dasar untuk memngakses berbagai informasi dengan mudah. Melalui informasi itu mereka dapat belajar banyak tentang berbagai hal yang dibutuhkan. Fenomena ini berarti tidak akan menggeser profesi guru dalam proses pembelajaran, justru sebaliknya peran guru akan semakin penting. Guru dituntut menguasai berbagai strategi bahkan penggunaan media di dalam pembelajaran.
Pemahaman suatu konsep pembelajaran adalah suatu hal yang harus dikuasai oleh siswa, khususnya untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, sehingga materi yang diajarkan diserap oleh siswa. Untuk mengukur maka alat ukur yang digunakan akan bisa mengukur tingkat ketercapaian siswa menguasai pelajaran.
Temuan yang didapati pada semester pertama tahun 2015 pada pelajaran IPA menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
Adapun usul penulis dalam rangka meningkatkan kualitas anak didik, sehingga tingkat penguasaan siswa dapat dilihat lewat alat ukur atau evaluasi penilaian, penulis mengadakan suatu perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
Juga dalam memenuhi tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) pada Program S1 PGSD.
Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat ketika merancangkan kegiatan perbaikan serta selama pelaksanaan, observasi, dan diskusi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus PTK untuk mata pelajaran IPA. Berkenaan dengan itu laporan ini memuat ; pendahuluan, perencanaan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, temuan atau hasil yang diperoleh, serta kesimpulan, saran dan tindakan lanjut.
1. Identifikasi Masalah
Setelah beberapa kali dilakukan evaluasi hanya 5 orang dari 15 siswa di keles 3 yang dapat mengerjakan soal dengan benar atau telah mencapai tingkat penguasan materi sebesar 70% a. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa kurang merespon penjelasan guru, bahkan hanya beberapa siswa yang aktif, sebagian besar kurang aktif.
Dari masalah yang di temui sehingga penulis mengadakan diskusi dengan Supervisor untuk dapat mengidatifikasi penyebab masalah tersebut. Ternyata didapati masalah yang terjadi yaitu :
1. Siswa belum menguasai materi yang diajarkan.
2. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru.
3. Siswa kurang merespon penjelasan guru.
4. Siswa kurang aktif dalam belajar.
2. Analisis Masalah.
Melalui hasil Observasi dengan siswa dan diskusi dengan Supervisor, ditemukan penyebab dari beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran adalah :
1. Penjelasan guru terlalu singkat.
2. Kurangnya contoh latihan.
3. Metode yang di gunakan tidak bervariasi.
4. Alat peraga yang kurang menarik.
5. Situasi belajar dan mengajar yang kurang menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana membuat siswa dapat memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup
2. Bagaimana cara menyelesaikan materi pembelajaran IPA
C. Tujuan Perbaikan
Prosespembelajaran bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, tingkah laku dan sikap siswa. Proses tersebut dimulai denan pengembangan kurukulum, penetapan peserta didik dan kemudian pemanfaatan hasil assesmen, baik perbaikan kurikulum, penyempurnaan proses dan penetapan hasl belajar untuk pendidikan selanjutnya.
D. Manfaat Perbaikan
Dalam mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal dapat diketahui dengan dikuasainya materi pembelajaran yang disajikan guru pada siswa. Biasanya tingkat penguasaan dinyatakan dengan nilai pada akhir semester I tahun pelajaran 2014/2015. Hasil Ulangan IPA ternyata hanya tercapai 70 %.
Dari masalah tersebut diatas, penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas, guru meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Hal ini juga dilaksanakan penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah PDGK 4501 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
Laporan ini disusun berdasarkan pada catatan yang dibuat ketika merancang kegiatan perbaikan serta selama pelaksanaan observasi dan diskusi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus PTK untuk mata pelajaran IPA.
Laporan ini memuat pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan perbaikan pembelajaran, tema (hasil yang diperoleh), kesimpulan dan saran tindak lanjut
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arus golobalisasi memberi peluang yang besar kepada setiap individu termasuk di dalamnya siswa Sekolah Dasar untuk memngakses berbagai informasi dengan mudah. Melalui informasi itu mereka dapat belajar banyak tentang berbagai hal yang dibutuhkan. Fenomena ini berarti tidak akan menggeser profesi guru dalam proses pembelajaran, justru sebaliknya peran guru akan semakin penting. Guru dituntut menguasai berbagai strategi bahkan penggunaan media di dalam pembelajaran.
Pemahaman suatu konsep pembelajaran adalah suatu hal yang harus dikuasai oleh siswa, khususnya untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, sehingga materi yang diajarkan diserap oleh siswa. Untuk mengukur maka alat ukur yang digunakan akan bisa mengukur tingkat ketercapaian siswa menguasai pelajaran.
Temuan yang didapati pada semester pertama tahun 2015 pada pelajaran IPA menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
Adapun usul penulis dalam rangka meningkatkan kualitas anak didik, sehingga tingkat penguasaan siswa dapat dilihat lewat alat ukur atau evaluasi penilaian, penulis mengadakan suatu perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.
Juga dalam memenuhi tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) pada Program S1 PGSD.
Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat ketika merancangkan kegiatan perbaikan serta selama pelaksanaan, observasi, dan diskusi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus PTK untuk mata pelajaran IPA. Berkenaan dengan itu laporan ini memuat ; pendahuluan, perencanaan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, temuan atau hasil yang diperoleh, serta kesimpulan, saran dan tindakan lanjut.
1. Identifikasi Masalah
Setelah beberapa kali dilakukan evaluasi hanya 5 orang dari 15 siswa di keles 3 yang dapat mengerjakan soal dengan benar atau telah mencapai tingkat penguasan materi sebesar 70% a. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa kurang merespon penjelasan guru, bahkan hanya beberapa siswa yang aktif, sebagian besar kurang aktif.
Dari masalah yang di temui sehingga penulis mengadakan diskusi dengan Supervisor untuk dapat mengidatifikasi penyebab masalah tersebut. Ternyata didapati masalah yang terjadi yaitu :
1. Siswa belum menguasai materi yang diajarkan.
2. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru.
3. Siswa kurang merespon penjelasan guru.
4. Siswa kurang aktif dalam belajar.
2. Analisis Masalah.
Melalui hasil Observasi dengan siswa dan diskusi dengan Supervisor, ditemukan penyebab dari beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran adalah :
1. Penjelasan guru terlalu singkat.
2. Kurangnya contoh latihan.
3. Metode yang di gunakan tidak bervariasi.
4. Alat peraga yang kurang menarik.
5. Situasi belajar dan mengajar yang kurang menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana membuat siswa dapat memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup
2. Bagaimana cara menyelesaikan materi pembelajaran IPA
C. Tujuan Perbaikan
Prosespembelajaran bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, tingkah laku dan sikap siswa. Proses tersebut dimulai denan pengembangan kurukulum, penetapan peserta didik dan kemudian pemanfaatan hasil assesmen, baik perbaikan kurikulum, penyempurnaan proses dan penetapan hasl belajar untuk pendidikan selanjutnya.
D. Manfaat Perbaikan
Dalam mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal dapat diketahui dengan dikuasainya materi pembelajaran yang disajikan guru pada siswa. Biasanya tingkat penguasaan dinyatakan dengan nilai pada akhir semester I tahun pelajaran 2014/2015. Hasil Ulangan IPA ternyata hanya tercapai 70 %.
Dari masalah tersebut diatas, penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas, guru meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Hal ini juga dilaksanakan penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah PDGK 4501 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
Laporan ini disusun berdasarkan pada catatan yang dibuat ketika merancang kegiatan perbaikan serta selama pelaksanaan observasi dan diskusi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus PTK untuk mata pelajaran IPA.
Laporan ini memuat pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan perbaikan pembelajaran, tema (hasil yang diperoleh), kesimpulan dan saran tindak lanjut
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran yang diterapkan bagi anak kelas awal sekolah dasar.
Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik.
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).
Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;
3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;
5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
7) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
B. Arti Penting Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).
C. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
(1) menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest); (2) menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan topik atau tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran di sekolah. Dampak negatif dari penjejalan kurikulum akan berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terlihat dengan dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar, untuk membaca dan sebagainya. Disamping itu mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari dunia mereka yang akan membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak (Prabowo, 2000:3).
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu : berpusat pada anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran. Kecuali mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu juga memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan (Depdikbud, 1996) sebagai berikut :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangannya.
2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
3. Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama.
4. Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
5. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai dengan lingkungan anak.
6. Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
Salah satu keterbatasan yang menonjol dari pembelajaran terpadu adalah pada faktor evaluasi. Pembelajaran terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga pada proses. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian pembelajaran terpadu menuntut adanya teknik evaluasi yang banyak ragamnya. Oleh karenanya tugas guru menjadi lebih banyak (Prabowo, 2000:4).
Dalam Prabowo (2000:5) dikatakan bahwa dari kalangan pendidik terdapat berbagai pendapat yang intinya menyatakan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran terpadu akan banyak menimbulkan masalah dan tugas guru menjadi semakin membengkak. Masalah yang menonjol adalah tentang penyesuaian pola penerapan dan hasil pembelajaran terpadu dikaitkan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Dalam mengatasi masalah ini, pada tahap awal dapat dilakukan dengan memeriksa isi kurikulum dalam satu catur wulan secara fleksibel. Artinya materi dalam satu catur wulan tersebut dapat diatur urutan pembelajarannya, asal cakupannya tetap tercapai.
Berangkat dari pokok pemikiran tersebut di atas, maka sebelum merancang pembelajaran terpadu, hendaknya guru mengumpulkan dan menyusun seluruh pokok bahasan dari semua bidang studi dalam satu catur wulan, kemudian dilanjutkan dengan proses perancangan pembelajaran terpadu.
Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, seperti menurut Hilda Karli (2003: 53) mengungkapkan bahwa:
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya:
1. Berpusat pada anak (studend centerd).
2. Memberi pengalaman langsung pada anak.
3. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
5. Bersipat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
7. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu di amati dan di kaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
8. Bermakna, artinya pengkajian suatu penomena dari berbagai macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki siswa.
9. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh sipatnya menjadi otentik.
10.Aktif, artinya siswa perlu terlibat langsung dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses evaluasi.
Wujud lain dari implementasi terpadu yang bertolak pada tema, yakni kegiatan pembelajaran yang dikenal dengan berbagai nama seperti pembelajaran proyek, pembelakaran unit, pembelajaran tematik dan sebagainya.
Adapun kelebihan-kelebihan pembelajaran terpadu diantaranya:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak.
2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak pada minat dan kebutuhan anak.
3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
4. Pembelajaran Terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir anak.
5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingklungan anak.
6. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja sama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain.
D. Pengertian media
1. Media merupakan alat yang digunakan beberapa orang sebagai sarana penunjang penyebaran berita.
Sehingga untuk mendapat hasil pembelajaran yang maksimal serta dalam pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru terarah pada pemenuhan kebutuhan dan diharapkan siswa dapat menyerap materi yang diajarkan, guru harus menggunakan berbagai sumber, dan itu terlihat pada media yang digunakan oleh guru.
1. Teori Gallas (dalam Goldberg 2001) “Guru adalah pembuat mimpi, artinya guru harus mampu memotivasi siswa agar siswa memiliki cita-cita, keingintahuan secara terus menerus dan kreativitas.
Disinilah guru selalu dituntut mengembangkan kreativitas agar materi dapat diterima dengan baik. Kreativitas guru terlihat ketika ia mencoba memanfaatkan bahan-bahan sederhana yang biasa digunakan sebagai media dalam mata pelajarannya.
Manfaat media : - Memudahkan siswa belajar
- Meningkatkan poerhatian siswa dalam pemahaman materi
- Mempengaruhi mereka untuk mengingat (remembering)
- Mendorong siswa untuk melakukan penilaian dan analisisterhadap kredibilitas dan keabsahan materi yang diterimanya
E. Fasilitas
1. Setiap metode memiliki karakteristik tersendiri
2. Guru harus memperhatikan fasilitas dan waktu yang tersedia, alat, perlengkapan belajar yang tersedia dan sebagainya
BAB IIIA. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran yang diterapkan bagi anak kelas awal sekolah dasar.
Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik.
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).
Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;
3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;
5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
7) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
B. Arti Penting Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).
C. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
(1) menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest); (2) menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan topik atau tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran di sekolah. Dampak negatif dari penjejalan kurikulum akan berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terlihat dengan dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar, untuk membaca dan sebagainya. Disamping itu mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari dunia mereka yang akan membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak (Prabowo, 2000:3).
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu : berpusat pada anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran. Kecuali mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu juga memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan (Depdikbud, 1996) sebagai berikut :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangannya.
2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
3. Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama.
4. Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
5. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai dengan lingkungan anak.
6. Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
Salah satu keterbatasan yang menonjol dari pembelajaran terpadu adalah pada faktor evaluasi. Pembelajaran terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga pada proses. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian pembelajaran terpadu menuntut adanya teknik evaluasi yang banyak ragamnya. Oleh karenanya tugas guru menjadi lebih banyak (Prabowo, 2000:4).
Dalam Prabowo (2000:5) dikatakan bahwa dari kalangan pendidik terdapat berbagai pendapat yang intinya menyatakan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran terpadu akan banyak menimbulkan masalah dan tugas guru menjadi semakin membengkak. Masalah yang menonjol adalah tentang penyesuaian pola penerapan dan hasil pembelajaran terpadu dikaitkan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Dalam mengatasi masalah ini, pada tahap awal dapat dilakukan dengan memeriksa isi kurikulum dalam satu catur wulan secara fleksibel. Artinya materi dalam satu catur wulan tersebut dapat diatur urutan pembelajarannya, asal cakupannya tetap tercapai.
Berangkat dari pokok pemikiran tersebut di atas, maka sebelum merancang pembelajaran terpadu, hendaknya guru mengumpulkan dan menyusun seluruh pokok bahasan dari semua bidang studi dalam satu catur wulan, kemudian dilanjutkan dengan proses perancangan pembelajaran terpadu.
Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, seperti menurut Hilda Karli (2003: 53) mengungkapkan bahwa:
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya:
1. Berpusat pada anak (studend centerd).
2. Memberi pengalaman langsung pada anak.
3. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
5. Bersipat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
7. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu di amati dan di kaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
8. Bermakna, artinya pengkajian suatu penomena dari berbagai macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki siswa.
9. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh sipatnya menjadi otentik.
10.Aktif, artinya siswa perlu terlibat langsung dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses evaluasi.
Wujud lain dari implementasi terpadu yang bertolak pada tema, yakni kegiatan pembelajaran yang dikenal dengan berbagai nama seperti pembelajaran proyek, pembelakaran unit, pembelajaran tematik dan sebagainya.
Adapun kelebihan-kelebihan pembelajaran terpadu diantaranya:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak.
2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak pada minat dan kebutuhan anak.
3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
4. Pembelajaran Terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir anak.
5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingklungan anak.
6. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja sama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain.
D. Pengertian media
1. Media merupakan alat yang digunakan beberapa orang sebagai sarana penunjang penyebaran berita.
Sehingga untuk mendapat hasil pembelajaran yang maksimal serta dalam pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru terarah pada pemenuhan kebutuhan dan diharapkan siswa dapat menyerap materi yang diajarkan, guru harus menggunakan berbagai sumber, dan itu terlihat pada media yang digunakan oleh guru.
1. Teori Gallas (dalam Goldberg 2001) “Guru adalah pembuat mimpi, artinya guru harus mampu memotivasi siswa agar siswa memiliki cita-cita, keingintahuan secara terus menerus dan kreativitas.
Disinilah guru selalu dituntut mengembangkan kreativitas agar materi dapat diterima dengan baik. Kreativitas guru terlihat ketika ia mencoba memanfaatkan bahan-bahan sederhana yang biasa digunakan sebagai media dalam mata pelajarannya.
Manfaat media : - Memudahkan siswa belajar
- Meningkatkan poerhatian siswa dalam pemahaman materi
- Mempengaruhi mereka untuk mengingat (remembering)
- Mendorong siswa untuk melakukan penilaian dan analisisterhadap kredibilitas dan keabsahan materi yang diterimanya
E. Fasilitas
1. Setiap metode memiliki karakteristik tersendiri
2. Guru harus memperhatikan fasilitas dan waktu yang tersedia, alat, perlengkapan belajar yang tersedia dan sebagainya
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Adapun kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas III SD NEGERI GEDANGAN 08 Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang.
Adapun karakteristik siswa kelas III SD NEGERI GEDANGAN 08 Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang, diantaranya adalah jumlah siswa 15 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 7 orang perempuan, dengan keadaan ekonomi siswa sebagian besar tergolong ekonomi menengah kebawah dengan pekerjaan orang tuanya kebanyakan petani dan tempat tinggal tidak jauh dari sekolah.
B. Deskripsi Per Siklus
1. Rencana Penelitian
Berdassarkan hasil kegiatan identifikasi dan analisis masalah bekerjasama dengan teman sejawat dan supervisor, kemudian diadakan rancangan perbaikan pembelajaran sesuai dengan tujuan perbaikan yang telah ditetapkan. Dengan demikian penulis akan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan kompetensi dasar untuk memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup
Untuk melaksanakan penelitian, maka disusunlah penelitian secara umum yaitu :
a. Menetapkan perencanaan, menentukan tujuan pembelajaran dan tujuan perbaikan pembelajaran.
b. Merancang lembar observasi dan menyampaikan materi tindak lanjut.
c. Menyusun kegiatan yang terdiri dari :
a). Memilih bahan yang relevan untuk perbaikan
b). Menentukan langkah pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir).
c). Memilih metode pembelajaran
d). Memilih alat peraga atau media yang sesuai dengan materi pembelajaran.
e). Menyusun alat evaluasi untuk mencapai tujuan perbaikan.
Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tabel
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No. Hari/ Tanggal Siklus Materi
1. Selasa, 13 Nov 2015 I Ciri-ciri makhluk hidup
2. Sabtu, 14 Nov 2015 II Membedakan makhluk hidup dengan benda tidak hidup
Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :
a. Siklus I
- Mengkondisikan siswa
- Melakukan apresiasi
- Menjelaskan materi pembelajaran
- Mengajukan pertanyaan
- Melakukan evaluasi
- Memeriksa hasil evaluasi
- Memberikan tindak lanjut
b. Siklus II
- Penyampaian tujuan pembelajaran
- Mengkondisikan siswa untuk melakukan apresiasi
- Menjelaskan materi pembelajaran melalui tanya jawab
- Mengadakan diskusi kelompok
- Memberi kesempatan untuk bertanya
- Memberi penguatan
- Melaksanakan evaluasi
- Memberikan tindak lanjut
2. Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan Penelitian ini masing-masing dilaksanakan sebanyak dua siklus, dimana sekenario pembelajaran antara siklus I dan II terdapat kesinambungan yang baik. Adapun sekenario perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Siklus I
- Mengkondisikan siswa : Guru mengucapkan salam, mengabsen siswa dan mengkondisikan siswa agar mengikuti proses pembelajaran yang aktif.
- Melaksanakan apresiasi : Guru memberikan pertanyaan yang ada hubungannya dengan materi pembelajaran yang dilaksanakan.
- Menjelaskan materi : Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan memberi penjelasan tentang Ciri-ciri makhluk hidup.
- Melaksanakan evaluasi : Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa secara individu sebanyak 5 soal berbentuk isian.
- Memeriksa hasil evaluasi : Guru memeriksa hasil evaluasi setiap siswa dan diberi nilai.
- Tindak lanjut : Sebelum pelajaran selesai guru menyimpulkan materi dan memberikan soal untuk pekerjaan rumah sebagai tindak lanjut.
b. Siklus II
- Pengkondisian siswa : Mata pelajaran IPA dilaksanakan pada jam ke dua, guru mengucapkan salam dan dijawab oleh siswa. Sebelum pelajaran dimulai, guru mengabsen siswa selanjutnya guru langsung menarik perhatian siswa agar mengikuti proses pembelajaran yang aktif.
- Melaksanakan apresiasi : Guru mengajukan pertanyaan secara klasikal dengan hal-hal yang ada hubungannya dengan materi yang disampaikan.
- Menjelaskan materi : Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan teknik verbal dan non verbal terhadap untuk dapat membedakan makhluk hidup dengan benda tidak hidup.
- Memberikan evaluasi : Setelah penjelasan materi dan siswa dianggap sudah memahami materi, guru guru memberikan lembar evaluasi secara individu sebanyak 5 soal berbentuik isian.
- Hasil evaluasi : Guru memeriksa hasil evaluasi setiap siswa dan ditemukan nilai dan hasilnya . selanjutnya guru memberikan pekerjaan rumah terhadap siswa sebagai tindak lanjut.
3). Pengamatan dan Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus I pada Mata Pelajaran IPA dilakukan pengamatan oleh teman sejawat
3. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat setelah proses perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran IPA selesai. Sesuai dengan hasil yang diperoleh siswa ternyata masih ada sebagian siswa yang belum mampu mamahami materi sehingga dalam menjawab soal masih ada yang salah dengan kualifikasi dibawah rata-rata, hal ini disebabkan oleh penyampaian materi guru yang terlalu cepat dan kurangnya situasi tanya jawab yang diberikan guru. Dengan demikian pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran akan dilakukan pada siklus II.
Pada siklus II guru memberikan materi yang efisien serta pemberian diskusi tanya jawab antara siswa dengan guru yang dilengkapi dengan metode penguatan verbal dan non verbal sehingga terjadi komunikasi yang baik antara siswa dan guru. Dengan demikian pada siklus II terdapat hasil yang konsisten yaitu dilihat dari hasil evaluasi tidak terdapat nilai yang kurang. Dengan demikian siklus ke II dinyatakan berhasil membangkitkan semangat siswa sehingga tidak diperlukan tahapan siklus selanjutnya.
A. Subjek Penelitian
Adapun kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas III SD NEGERI GEDANGAN 08 Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang.
Adapun karakteristik siswa kelas III SD NEGERI GEDANGAN 08 Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang, diantaranya adalah jumlah siswa 15 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 7 orang perempuan, dengan keadaan ekonomi siswa sebagian besar tergolong ekonomi menengah kebawah dengan pekerjaan orang tuanya kebanyakan petani dan tempat tinggal tidak jauh dari sekolah.
B. Deskripsi Per Siklus
1. Rencana Penelitian
Berdassarkan hasil kegiatan identifikasi dan analisis masalah bekerjasama dengan teman sejawat dan supervisor, kemudian diadakan rancangan perbaikan pembelajaran sesuai dengan tujuan perbaikan yang telah ditetapkan. Dengan demikian penulis akan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan kompetensi dasar untuk memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup
Untuk melaksanakan penelitian, maka disusunlah penelitian secara umum yaitu :
a. Menetapkan perencanaan, menentukan tujuan pembelajaran dan tujuan perbaikan pembelajaran.
b. Merancang lembar observasi dan menyampaikan materi tindak lanjut.
c. Menyusun kegiatan yang terdiri dari :
a). Memilih bahan yang relevan untuk perbaikan
b). Menentukan langkah pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir).
c). Memilih metode pembelajaran
d). Memilih alat peraga atau media yang sesuai dengan materi pembelajaran.
e). Menyusun alat evaluasi untuk mencapai tujuan perbaikan.
Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tabel
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No. Hari/ Tanggal Siklus Materi
1. Selasa, 13 Nov 2015 I Ciri-ciri makhluk hidup
2. Sabtu, 14 Nov 2015 II Membedakan makhluk hidup dengan benda tidak hidup
Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :
a. Siklus I
- Mengkondisikan siswa
- Melakukan apresiasi
- Menjelaskan materi pembelajaran
- Mengajukan pertanyaan
- Melakukan evaluasi
- Memeriksa hasil evaluasi
- Memberikan tindak lanjut
b. Siklus II
- Penyampaian tujuan pembelajaran
- Mengkondisikan siswa untuk melakukan apresiasi
- Menjelaskan materi pembelajaran melalui tanya jawab
- Mengadakan diskusi kelompok
- Memberi kesempatan untuk bertanya
- Memberi penguatan
- Melaksanakan evaluasi
- Memberikan tindak lanjut
2. Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan Penelitian ini masing-masing dilaksanakan sebanyak dua siklus, dimana sekenario pembelajaran antara siklus I dan II terdapat kesinambungan yang baik. Adapun sekenario perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Siklus I
- Mengkondisikan siswa : Guru mengucapkan salam, mengabsen siswa dan mengkondisikan siswa agar mengikuti proses pembelajaran yang aktif.
- Melaksanakan apresiasi : Guru memberikan pertanyaan yang ada hubungannya dengan materi pembelajaran yang dilaksanakan.
- Menjelaskan materi : Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan memberi penjelasan tentang Ciri-ciri makhluk hidup.
- Melaksanakan evaluasi : Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa secara individu sebanyak 5 soal berbentuk isian.
- Memeriksa hasil evaluasi : Guru memeriksa hasil evaluasi setiap siswa dan diberi nilai.
- Tindak lanjut : Sebelum pelajaran selesai guru menyimpulkan materi dan memberikan soal untuk pekerjaan rumah sebagai tindak lanjut.
b. Siklus II
- Pengkondisian siswa : Mata pelajaran IPA dilaksanakan pada jam ke dua, guru mengucapkan salam dan dijawab oleh siswa. Sebelum pelajaran dimulai, guru mengabsen siswa selanjutnya guru langsung menarik perhatian siswa agar mengikuti proses pembelajaran yang aktif.
- Melaksanakan apresiasi : Guru mengajukan pertanyaan secara klasikal dengan hal-hal yang ada hubungannya dengan materi yang disampaikan.
- Menjelaskan materi : Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan teknik verbal dan non verbal terhadap untuk dapat membedakan makhluk hidup dengan benda tidak hidup.
- Memberikan evaluasi : Setelah penjelasan materi dan siswa dianggap sudah memahami materi, guru guru memberikan lembar evaluasi secara individu sebanyak 5 soal berbentuik isian.
- Hasil evaluasi : Guru memeriksa hasil evaluasi setiap siswa dan ditemukan nilai dan hasilnya . selanjutnya guru memberikan pekerjaan rumah terhadap siswa sebagai tindak lanjut.
3). Pengamatan dan Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus I pada Mata Pelajaran IPA dilakukan pengamatan oleh teman sejawat
3. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat setelah proses perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran IPA selesai. Sesuai dengan hasil yang diperoleh siswa ternyata masih ada sebagian siswa yang belum mampu mamahami materi sehingga dalam menjawab soal masih ada yang salah dengan kualifikasi dibawah rata-rata, hal ini disebabkan oleh penyampaian materi guru yang terlalu cepat dan kurangnya situasi tanya jawab yang diberikan guru. Dengan demikian pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran akan dilakukan pada siklus II.
Pada siklus II guru memberikan materi yang efisien serta pemberian diskusi tanya jawab antara siswa dengan guru yang dilengkapi dengan metode penguatan verbal dan non verbal sehingga terjadi komunikasi yang baik antara siswa dan guru. Dengan demikian pada siklus II terdapat hasil yang konsisten yaitu dilihat dari hasil evaluasi tidak terdapat nilai yang kurang. Dengan demikian siklus ke II dinyatakan berhasil membangkitkan semangat siswa sehingga tidak diperlukan tahapan siklus selanjutnya.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
I. STANDAR KOMPETENSI DASAR
• MAKHLUK HIDUP DAN PROSES
Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup
II. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup
III. INDIKATOR
• Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup
• Siswa dapat membedakan makhluk hidup dengan benda tidak hidup
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
• KEGIATAN AWAL (APERSEPSI)
1. Menyanyi, berdoa, mengucapkan salam
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
• KEGIATAN INTI (PEMBERIAN INFORMASI DAN PARTISIPASI SISWA)
1. Siswa diminta membentuk kelompok (1 kelompok terdiri dari 5 orang)
2. Siswa diminta melakukan pengamatan di lingkungan sekolah dan menulis hasil pengamatan dan mendiskusikannya
• KEGIATAN AKHIR
1. Siswa mengerjakan latihan soal
2. Siswa mengerjakan soal PR
V. ALAT DAN SUMBER BAHAN
Belajar sains pengetahuan alam untuk SD Kelas III penerbit SIC
Lebih dekat dengan alam Kelas III Penerbit PT Setia Purna
VI. METODE
Metode : diskusi, tanya jawab
VII. PENILAIAN
1. Pengamatan (sikap dan perilaku)
“KEMANDIRIAN”
Nilai 9 : mengerjakan semua tugas sesuai perintah guru tanpa bantuan dari pihak luar
Nilai 8 : Mengerjakan sebagian tugas sesuai perintah guru tanpa bantuan dari pihak luar
Nilai 7 : Mengerjakan semua tugas sesuai perintah guru dengan bantuan dari pihak luar
Nilai 6 : Tidak mau mengerjakan semua tugas sesuai perintah guru
2. Penilaian secara tertulis
setiap butir soal diberi nilai 2
Gedangan, November 2015
Mengetahui :
Kepala Sekolah,
Drs HARI RAHARJO
NIP. 19630423 199009 1 002
Penyusun,
SUTIKNO
NIM. 822593813
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
I. STANDAR KOMPETENSI DASAR
• MAKHLUK HIDUP DAN PROSES
Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup
II. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup
III. INDIKATOR
• Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup
• Siswa dapat membedakan makhluk hidup dengan benda tidak hidup
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
• KEGIATAN AWAL
• Apersepsi
1. Menyanyi, berdoa, mengucapkan salam
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
• KEGIATAN INTI
• Eksplorasi
Dalam kegiatan Eksplorasi guru :
1. Guru membentuk kelompok (1 kelompok terdiri dari 5 orang)
2. Menjelaskan tentang materi mahluk hidup dan tidak hidup
3. Siswa diminta melakukan pengamatan di lingkungan sekolah
4. Memfasilitasi siswa dalam melakukan pengamatan
• Elaborasi
Dalam kegiatan Elaborasi guru :
1. Memfasilitasi peserta didik melalui pemnebrian tugas diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
2. Memfasilitasi peserta didik untuk berpikir logis, menganilisis, dan meyelesaikan masalah yang di temui dalam pengamatan.
3. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan hasil pengamatan secar berkelompok.
• Konfirmasi
Dalam konfirmasi guru :
1. Bertanya jawab tentang materi yang belum di ketahui oleh siswa.
2. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan
• KEGIATAN AKHIR
1. Guru meberikan umpan balik
2. Siswa mengerjakan latihan soal
3. Siswa mengerjakan soal PR
V. ALAT DAN SUMBER BAHAN
Belajar sains pengetahuan alam untuk SD Kelas III penerbit SIC
Lebih dekat dengan alam Kelas III Penerbit PT Setia Purna
VI. METODE
Metode : diskusi, tanya jawab
VII. PENILAIAN
3. Pengamatan (sikap dan perilaku)
“KEMANDIRIAN”
Nilai 9 : mengerjakan semua tugas sesuai perintah guru tanpa bantuan dari pihak luar
Nilai 8 : Mengerjakan sebagian tugas sesuai perintah guru tanpa bantuan dari pihak luar
Nilai 7 : Mengerjakan semua tugas sesuai perintah guru dengan bantuan dari pihak luar
Nilai 6 : Tidak mau mengerjakan semua tugas sesuai perintah guru
4. Penilaian secara tertulis
setiap butir soal diberi nilai 2
Gedangan, November 2015
Mengetahui :
Kepala Sekolah,
Drs HARI RAHARJO
NIP. 19630423 199009 1 002
SUTIKNO
NIM. 822593813
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
I. STANDAR KOMPETENSI DASAR
• MAKHLUK HIDUP DAN PROSES
Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup
II. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup
III. INDIKATOR
• Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup
• Siswa dapat membedakan makhluk hidup dengan benda tidak hidup
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
• KEGIATAN AWAL
• Apersepsi
1. Menyanyi, berdoa, mengucapkan salam
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
• KEGIATAN INTI
• Eksplorasi
Dalam kegiatan Eksplorasi guru :
1. Guru membentuk kelompok (1 kelompok terdiri dari 5 orang)
2. Menjelaskan tentang materi mahluk hidup dan tidak hidup
3. Siswa diminta melakukan pengamatan di lingkungan sekolah
4. Memfasilitasi siswa dalam melakukan pengamatan
• Elaborasi
Dalam kegiatan Elaborasi guru :
1. Memfasilitasi peserta didik melalui pemnebrian tugas diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
2. Memfasilitasi peserta didik untuk berpikir logis, menganilisis, dan meyelesaikan masalah yang di temui dalam pengamatan.
3. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan hasil pengamatan secar berkelompok.
• Konfirmasi
Dalam konfirmasi guru :
1. Bertanya jawab tentang materi yang belum di ketahui oleh siswa.
2. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan
• KEGIATAN AKHIR
1. Guru meberikan umpan balik
2. Siswa mengerjakan latihan soal
3. Siswa mengerjakan soal PR
V. ALAT DAN SUMBER BAHAN
Belajar sains pengetahuan alam untuk SD Kelas III penerbit SIC
Lebih dekat dengan alam Kelas III Penerbit PT Setia Purna
VI. METODE
Metode : diskusi, tanya jawab
VII. PENILAIAN
3. Pengamatan (sikap dan perilaku)
“KEMANDIRIAN”
Nilai 9 : mengerjakan semua tugas sesuai perintah guru tanpa bantuan dari pihak luar
Nilai 8 : Mengerjakan sebagian tugas sesuai perintah guru tanpa bantuan dari pihak luar
Nilai 7 : Mengerjakan semua tugas sesuai perintah guru dengan bantuan dari pihak luar
Nilai 6 : Tidak mau mengerjakan semua tugas sesuai perintah guru
4. Penilaian secara tertulis
setiap butir soal diberi nilai 2
Gedangan, November 2015
Mengetahui :
Kepala Sekolah,
Drs HARI RAHARJO
NIP. 19630423 199009 1 002
Penyusun,
SUTIKNO
NIM. 822593813
SUTIKNO
NIM. 822593813
B. LATIHAN SOAL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
a) Pertemuan Pertama
Alokasi : 1 x 35 menit
Hari / Tanggal : Selasa, 13November 2015
Kerjakan soal-soal berikut :
1. Sebutkan ciri-ciri makhluk hidup…………………..
2. Sebutkan ciri-ciri makhluk tak hidup………………….
3. Apa yang dibutuhkan makhluk hidup…………………..
4. Sebutkan 2 cara mencegah penyakit flu burung………………
5. Pohon pisang berkembang biak dengan cara………………..
Kunci jawaban :
1. Bernapas, bergerak, berpindah tempat, berkembang biak, menerima rangsangan
2. Tidak berpindah tempat
3. Udara, makanan, air
4. Mencuci tangan dengan sabun dan tidak berhubungan dengan orang yang menderita flu burung
5. Bertunas
Gedangan, November 2015
Mengetahui :
Kepala Sekolah,
Drs HARI RAHARJO
NIP. 19630423 199009 1 002
a) Pertemuan Pertama
Alokasi : 1 x 35 menit
Hari / Tanggal : Selasa, 13November 2015
Kerjakan soal-soal berikut :
1. Sebutkan ciri-ciri makhluk hidup…………………..
2. Sebutkan ciri-ciri makhluk tak hidup………………….
3. Apa yang dibutuhkan makhluk hidup…………………..
4. Sebutkan 2 cara mencegah penyakit flu burung………………
5. Pohon pisang berkembang biak dengan cara………………..
Kunci jawaban :
1. Bernapas, bergerak, berpindah tempat, berkembang biak, menerima rangsangan
2. Tidak berpindah tempat
3. Udara, makanan, air
4. Mencuci tangan dengan sabun dan tidak berhubungan dengan orang yang menderita flu burung
5. Bertunas
Gedangan, November 2015
Mengetahui :
Kepala Sekolah,
Drs HARI RAHARJO
NIP. 19630423 199009 1 002
Penyusun,
SUTIKNO
NIM. 822593813
SUTIKNO
NIM. 822593813
b) Pertemuan Kedua (Perbaikan)
Alokasi : 1 x 35 menit
Hari / Tanggal : Rabu, 14 November 2015
Kerjakan soal-soal berikut :
1. Ikan bernafas dengan…………………..
2. Ayam berkembang biak dengan cara………………….
3. Hewan yang hidup di dua alam…………………..
4. Sebutkan 2 hewan penular penyakit flu burung………………
5. Sebutkan Ciri-ciri makhluk hidup………………..
Kunci jawaban :
1. Insang
2. Bertelur
3. Katak
4. Ayam dan burung
5. Bernapas, bergerak, berpindah tempat, berkembang biak, menerima rangsangan
Gedangan, November 2015
Mengetahui :
Kepala Sekolah,
Drs HARI RAHARJO
NIP. 19630423 199009 1 002
Alokasi : 1 x 35 menit
Hari / Tanggal : Rabu, 14 November 2015
Kerjakan soal-soal berikut :
1. Ikan bernafas dengan…………………..
2. Ayam berkembang biak dengan cara………………….
3. Hewan yang hidup di dua alam…………………..
4. Sebutkan 2 hewan penular penyakit flu burung………………
5. Sebutkan Ciri-ciri makhluk hidup………………..
Kunci jawaban :
1. Insang
2. Bertelur
3. Katak
4. Ayam dan burung
5. Bernapas, bergerak, berpindah tempat, berkembang biak, menerima rangsangan
Gedangan, November 2015
Mengetahui :
Kepala Sekolah,
Drs HARI RAHARJO
NIP. 19630423 199009 1 002
Penyusun,
SUTIKNO
NIM. 822593813
SUTIKNO
NIM. 822593813
C. HASIL PENELITIAN PERSIKLUS
Siswa mampu mengenal dan mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup
Berikut ini hasil observasi terhadap siswa yang menjawab pertanyaan
No Nama Siswa L/P Siklus I (%) Siklus II (%)
13 Nov 2015 14 Nov 2015
1 Aldo Sumangando L 60 80
2 Brill Timpal L 80 100
3 Friski Walintukan L 70 80
4 George Komansilan L 80 80
5 Fino Ondang L 100 100
6 Vicky Pontororing L 100 100
7 Carenina Mukuan P 60 100
8 Greyti Porayow P 80 100
9 Briliana Tololiu P 80 100
10 Klarisa Rogahang P 80 100
11 Juliana Husein P 60 80
12 Tegar Maringka L 80 100
13 Faisal Watak L 80 100
14 Cici Siasab P 70 80
15 Agustin Ratang P 80 90
B. Pembahasan dari Setiap Siklus
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan supervisor, pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang menjawab pertanyaan bahkan ada siswa yang mengajukan pertanyaan. Dari hasil pengamatan supervisor pada siklus pertama terdapat 15 siswa yang menjawab pertanyaan. Namun demikian, tidak semua siswa menjawab pertanyaan dengan benar.
DAFTAR NILAI
No Nama Siswa Siklus I
13 Nov 2015 Siklus II
14 Nov 2015
1 Aldo Sumangando 40 % 80 %
2 Brill Timpal 40 % 70 %
3 Friski Walintukan 20 % 70 %
4 George Komansilan 80 % 100 %
5 Fino Ondang 80 % 100 %
6 Vicky Pontororing 40 % 60 %
7 Carenina Mukuan 20 % 50 %
8 Greyti Porayow 100 % 100 %
9 Briliana Tololiu 60 % 100 %
10 Klarisa Rogahang 100 % 100 %
11 Juliana Husein 80 % 100 %
12 Tegar Maringka 60 % 80 %
13 Faisal Watak 80 % 80 %
14 Cici Siasab 40 % 70 %
15 Agustin Ratang 40 % 80 %
Hasil Anlisis :
a. Ketuntasan belajar perorangan : 15 siswa
b. Ketuntasan belajar klasikal : 82,66 %
Kesimpulan :
Dari perbaikan pembelajaran tinggal 2 siswa yang belum berhasil karena siswa tersebut mempunyai kelainan / keterlambatan dalam menerima pelajaran
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan, dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. Suasana kelas yang menyenagkan dapat membngkitkan semangat siswa untuk belajar.
b. Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan dapat ditingkatkan melalui penguatan dan dorongan.
c. Pemberian contoh latihan yang jelas memudahkan siswa menyelesaikan soal.
d. Guru selalu diminta dalam proses pembelajaran harus selalu berinovasi dan kreatif.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya meningkatkan keaktivan siswa dalam kelas, diataranya adalah :
a. Mendesain kelas yang membuat siswa betah dalam kelas
b. Menggunakan metode mengajar yang bervariasi agar siswa mrasa tidak bosan.
c. Mencantumkan pertanyaan yang akan diajukan dalam rencana perbaikan.
d. Berlatih menerapkan keterampilan bertanya.
Di samping itu berdasarkan pengalaman melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui PTK, kiranya perlu ada kelompok kerja di anatara guru untuk selalu bertukar pikiran dan pengalaman berkenan dengan tugas mengajar sehari-hari. Kreativitas dan kemauan yang tinggi para guru untuk lebih professional dalam melaksanakan tugas merupakan harapan utama dalam usaha meningkatkan mutu siswa Sekolah Dasar.
No Nama Siswa Siklus I
13 Nov 2015 Siklus II
14 Nov 2015
1 Aldo Sumangando 40 % 80 %
2 Brill Timpal 40 % 70 %
3 Friski Walintukan 20 % 70 %
4 George Komansilan 80 % 100 %
5 Fino Ondang 80 % 100 %
6 Vicky Pontororing 40 % 60 %
7 Carenina Mukuan 20 % 50 %
8 Greyti Porayow 100 % 100 %
9 Briliana Tololiu 60 % 100 %
10 Klarisa Rogahang 100 % 100 %
11 Juliana Husein 80 % 100 %
12 Tegar Maringka 60 % 80 %
13 Faisal Watak 80 % 80 %
14 Cici Siasab 40 % 70 %
15 Agustin Ratang 40 % 80 %
Hasil Anlisis :
a. Ketuntasan belajar perorangan : 15 siswa
b. Ketuntasan belajar klasikal : 82,66 %
Kesimpulan :
Dari perbaikan pembelajaran tinggal 2 siswa yang belum berhasil karena siswa tersebut mempunyai kelainan / keterlambatan dalam menerima pelajaran
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan, dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. Suasana kelas yang menyenagkan dapat membngkitkan semangat siswa untuk belajar.
b. Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan dapat ditingkatkan melalui penguatan dan dorongan.
c. Pemberian contoh latihan yang jelas memudahkan siswa menyelesaikan soal.
d. Guru selalu diminta dalam proses pembelajaran harus selalu berinovasi dan kreatif.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya meningkatkan keaktivan siswa dalam kelas, diataranya adalah :
a. Mendesain kelas yang membuat siswa betah dalam kelas
b. Menggunakan metode mengajar yang bervariasi agar siswa mrasa tidak bosan.
c. Mencantumkan pertanyaan yang akan diajukan dalam rencana perbaikan.
d. Berlatih menerapkan keterampilan bertanya.
Di samping itu berdasarkan pengalaman melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui PTK, kiranya perlu ada kelompok kerja di anatara guru untuk selalu bertukar pikiran dan pengalaman berkenan dengan tugas mengajar sehari-hari. Kreativitas dan kemauan yang tinggi para guru untuk lebih professional dalam melaksanakan tugas merupakan harapan utama dalam usaha meningkatkan mutu siswa Sekolah Dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Wardani I. G. A. K;. Wihardi K. Nasoetion. N (2000)
Penelitian Tindakan Kelas
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Asmawi Zainal M. Ed dan Agus Mulyana M
Tes dan Asesmen di SD
Penerbit Universitas Terbuka
Wardani I. G. A. K; Siti Julaeha; Ngadi Marsinah
Pemantapan Kemampuan Profesional
Penerbit Universitas Terbuka
S. Rositawaty, Aris Muharam
Saya Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas III SD
BNSP. 2006
Standar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI. Jakarta Balai Pustaka
Format Kesediaan Sebagai Teman Sejawat
dalam Penyelenggaraan PKP
Kepada
Kepala UPBJJ Malang
di
Malang
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :
Nama : Norry Nonce Tompunu, S.Pd
NIP : 197411252006042005
Tempat Mengajar : SD NEGERI GEDANGAN 08
Alamat Sekolah : Kel. Tosuraya Kec. Gedangan
Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PKP atas nama :
Nama : SUTIKNO
NIM : 822593813
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SD NEGERI GEDANGAN 08
Alamat Sekolah : Kel. Gedangan Kec. Gedangan
Telepon :
Demikian pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Gedangan, November 2015
Mengetahui :
Kepala Sekolah,
Drs HARI RAHARJO
NIP. 19630423 199009 1 002
Teman Sejawat,
NORRY NONCE TOMPUNU, S.Pd
NIP. 197411252006042005
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : SUTIKNO
NIM : 822593813
Unit Kerja : SD NEGERI GEDANGAN 08
Menyatakan bahwa :
Nama : Norry Nonce Tompunu, S.Pd
NIP : 197411252006042005
Unit Kerja : SD NEGERI GEDANGAN 08
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran yang merupakan tugas mata kuliah PGSD 4412 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
Denikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Gedangan, November 2015
Teman Sejawat,
NORRY NONCE TOMPUNU, S.Pd
NIP. 197411252006042005 Penyusun,
SUTIKNO
NIM. 822593813
NORRY NONCE TOMPUNU, S.Pd
NIP. 197411252006042005
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : SUTIKNO
NIM : 822593813
Unit Kerja : SD NEGERI GEDANGAN 08
Menyatakan bahwa :
Nama : Norry Nonce Tompunu, S.Pd
NIP : 197411252006042005
Unit Kerja : SD NEGERI GEDANGAN 08
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran yang merupakan tugas mata kuliah PGSD 4412 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
Denikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Gedangan, November 2015
Teman Sejawat,
NORRY NONCE TOMPUNU, S.Pd
NIP. 197411252006042005 Penyusun,
SUTIKNO
NIM. 822593813
Diposkan 1st July 2015 oleh pemuda Malang
Tambahkan
komentar
Memuat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar